Suasana mendadak berubah mencekam di sebuah ruas jalan padat ketika sebuah mobil tangki kecil mengalami kebocoran dan menumpahkan minyak ke permukaan jalan. Dalam hitungan menit, aspal yang semula kering berubah menjadi licin bak es. Para pengendara motor yang melintas tak sempat menghindar—satu per satu tergelincir, berjatuhan, dan menjerit kesakitan.
Beberapa warga yang menyaksikan kejadian tersebut langsung berhamburan ke lokasi, mencoba menolong para korban yang tergeletak di tengah jalan. Tangis dan teriakan terdengar di mana-mana. Ada yang luka ringan, namun tak sedikit pula yang mengalami cedera serius akibat benturan keras dengan aspal dan kendaraan lain. Helm, sepatu, dan potongan plastik motor berserakan di sepanjang jalan, menciptakan pemandangan memilukan.
Petugas kepolisian dan tim pemadam kebakaran segera dikerahkan untuk menutup jalan dan membersihkan tumpahan minyak menggunakan pasir. Ambulans berdatangan, mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat. Lalu lintas pun lumpuh total selama berjam-jam, dengan antrean kendaraan mengular hingga beberapa kilometer.
Sementara itu, sopir mobil tangki yang menjadi sumber tumpahan tampak syok dan tak henti meminta maaf. Ia mengaku tidak menyadari bahwa tangkinya bocor sejak awal perjalanan. Insiden ini menjadi pengingat keras bagi para pengemudi agar selalu memeriksa kondisi kendaraan sebelum beroperasi, terutama kendaraan yang membawa bahan berbahaya.
Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi para korban dan warga sekitar. Hujan air mata, suara sirene, dan aroma minyak menyelimuti udara—menjadikan hari itu salah satu yang paling dramatis dan menyedihkan di jalan tersebut. Sebuah tragedi yang mestinya tak perlu terjadi, andai kewaspadaan dan tanggung jawab dijaga dengan baik.
